Subscribe:

Labels

Thursday, February 17, 2011

Menulis Untuk Media Massa


Profesi menulis tidak hanya dimonopoli lulusan jurnalistik semata. Menulis adalah profesi terbuka. Siapa saja bisa jadi penulis. Namun begitu, tidak semua orang bisa menulis. Masalahnya adalah tidak setiap orang mau dan mampu berposes menjadi penulis.
ini bisa dimengerti. Sebab, masyarakat kita masih berpandangan menulis bukan profesi, tetapi pekerjaan sambilan. Orang akan lebih menghargai mereka yang mempunyai pekerja­an tetap meski gajinya kecil dan pada seorang penulis yang gajinya melebihi direktur sehuah perusahaan. Kita tidak bisa menyalahkan kalau masyarakat menganggap pekerjaan tetap sebagai simbol status. ini yang membuat orang enggan untuk berprofesi menulis. Keadaan ini jauh berbeda dengan di negara Barat. Profesi menulis dianggap sama atau bahkan lebih tinggi dan pegawai biasa. Sebab, menjadi penulis lebih sulit dan lebih terhormat diban­ding menjadi pegawai biasa.
Tetapi apakah menjadi penulis sulit? Tidak. Menulis itu gampang. Yang dibutuhkan adalah ketekunan, tak gampang putus asa dan keinginan kuat ingin maju. Dengan menulis, hidup lebih bemakna. Sebab, aktivitas menu­lis memberi pelajaran bahwa untuk meraih sesuatu perlu proses dan tahapan-tahapan tertentu. Menulis juga memberi kepuasan lahir dan batin. Kepuasan lahir karena bisa populer, mendapat penghasilan yang besar dan kepuasan batin disebabkan bisa menularkan pengetahuan kepada orang lain. Penulis profesional, kadang mengalami “orgasme” batin setelah rnembuat sebuah tulisan.
Sekecil apapun ilmu pengetahuan harus clitularkan. ini bisa dilakukan lewat menulis. Dan untuk itulah, saya coba buat coretan ini sebagai salah satu serpihan kecil ilmu pengetahuan yang ingin saya tularkan kepada adik-adik sekalian. Coretan ini lebih banyak digali dari pengala­man pribadi penulis selama mengge­luti dunia tersebut sejak menjadi siswa. Pekerjaan menjadi penulis adalah profesi yang sangat mulia. Dia bisa diandalkan sebagai pekerjaan tetap. Dan siapa saja bisa menjadi penulis. Tidak percaya? Silahkan coba.

0 comments:

Post a Comment

Chitika