Subscribe:

Labels

Thursday, April 14, 2011

Menggerakan Pribumisasi Islam

Pribumisasi Islam saat ini sudah menjdi idiom dan ikon sebagai representasi dari kelompok Islam tradisionalis, yang memunculkam dan mempopulerkan istilah ini adalah Gus Dur pada tahu 1980-an.Istilah pribumissi Islam ini adalah idiom, yang didalamnya memuat seperangkat nilai-nilai, nilai – nilai yang terkandung didalamnya adalah nilai-nilai yang selama ini disuarakan oleh Gus Dur, sub-kultur,demokrasi,pluralisme, keadilan, tradisi, kebangsaan, yang semuanya menjadi satu kesatun dalam nilai-nilai ke-Indonesia-an.
Pribumisasi Islam ini adalah lawan kata dari modernisasi Islam ata Islam modern, dimanakalu Islam modern cenderung ekotaan yang pada akhirny melupakan tradisi –tradisi local dan kebudayaan-kebudayaa local termasuk juga melupakan aspek historisitas Islam Indonesia. Pribumisasi Islam hadir untuk menggali danmengapresiasi tradisi agar tidak hilang dan menjadi sumber hokum Islam. Pikiran-pikran Gus Dur mengenai pribumisasi Islam terlihat jelas dalam bukunya”Islam Ku, Islam Anda, dan Islam Kita”. Pengerian dari Islam Ku “ atau Islamnya Gus Dur adalah rentetan pengalaman pribadi yang perlu diketahui orang lain, tetapi tidak dipaksakan kepada orang lain, semntara Islam Anda lebih merupakan apresiasi dan refleksi Gus Dur terhadap trdisionalisme atau ritual keagamaan yang hidup dimasyarakat. Adapun Islam kita lebih merupakan derivasi dari keprihatinan seseorng terhadap masa depan Islam yangdidasarkan pada kepentingan bersama kaum muslimin. Visi Islam kita adalah mengintegrasikan antara Islam Ku dan Islam Anda.
Memang untuk memulai pemikiran pribumisasi Islam harus melihat pikiran Gus Dur secara utuh, penglamnya yang malang melintang diberbagai organisasi, pemikiranya yang mampu menembus kebekuan –kebekuan dan daya jelajah kerangka visi besarnya yang perlu dilihat. Pikiran-pikiran Gus Dur terlihat sangat jelas, dalm soal agama, kebudayaan, politik, pendidikan, ekonomi dankemaslahatan. Dalam soal hbungan gama-negara secara jelas “menolak formalisasi,ideologisasi dan syaritasisasi Islam”.
Pribumissi Islam dalm konteks Ahlussunnah Waljama’ah adalah sangat relevan bahkan melanjutkan dari proyeksi ASWJA sebagai manhajul fikr. Pribumisasi Islam bukan hanya berbicara mengenai pemikiran, diskursus keagamaan, dan kebudayaan, tetapi lebih dari itu pribumisasi Islam adlah sebuah gerakan Islam Indonesia menggerakan kembali khasanah-khasanah local yang sampai sat ini berserakan.
Pribumisasi Islam sebaai upaya melakukan ‘rekonsiliasi” Islam dengan kekuatan-kekuaan budaya setempat,agar budaya local tidak hilang. Pribumisasi Islam bukan Jawanisasi bukan pula mensubordinasika Islam dengan budya local. Pribumisasi Islam hanya mempeimbgkan kebutuhan-kebutuhan local didalam merumuskan hokum-hukum agama, tanpa merubah hokum itu snediri. Juga bukanya meninggalkan norma demi budaya tetapi agar norma-norma itu menampung kebutuhan-kebutuhn dari budaya dengan mempergunakan peluang kepada Ushul Fiqih dan QaidahFiqh. Sedngkan sinkretisme adalah usaha memadukan teologi atau system kepercayaan lama, tentang sekian banyak hal yang diyakini sebagai kekuatan ghaib berikut dmensi eskatologisnya dengan Islam, yang lalu membentuk panteisme.
Dalam kontek kekinian, pribumisasi Islam dihadapkan pada tantangan Idiologi Islam dan system ekonomi pasar. Ideologi Islam sangat jelas, skarang lagi menggeliat dan mencoba menembus semua sekat-sekat modern-tradisional, dengan model semangat , ideology Islam mampu membangun barisan jama’ah hingga berbagai kota dan ketika mereka sudah besar mulai menggugat system tradisi yang sudah mapan. Sementara ekonomi paar disatu sisi juga telah menjadikan gaya hidup semakin tinggi , masyarakat menjadi semakin konsumstifdan pada akhirnya menjadi serba barat, serba modern, dan tradisi hanya akan menjadi museum yang tiak bermanfaat apa-apa.

0 comments:

Post a Comment

Chitika